Sejarah Desa Tegalsari
Konon katanya, sebelum menjadi sebuah desa, Tegalsari merupakan sebuah hutan yang di huni oleh singa dengan populasi yang banyak. Tercatat dalam sejarah, pada tahun 1918 sampai dengan 1938 bernama Desa Singapadu yang masuk wilayah Kabupaten Wonosobo yang dibentuk oleh TKRI (Tentara Ketahanan Rakyat Indonesia). Memasuki tahun 1939 Desa Singapadu diganti menjadi Desa Tegalsari yang memasuki wilayah Kabupaten Purworejo. Pengalihan nama menjadi Tegalsari diakibatkan oleh adanya pembangunan irigasi yang dilakukan oleh pemerintahan penjajahan Belanda sepanjang 21 KM dalam momen kerja rodi . Pada saat itu, wilayah yang tadinya berupa tegal menjadi lahan pertanian yang mempunyai sumber irigasi dengan air yang melimpah. Adanya lahan pertanian yang ditanami padi yang menjadi sumber pangan atau sari menjadikan desa sebagai lumbung pangan. Dari situlah terbentuklah nama desa Tegalsari.
Kepemimpinan Desa Tegalsari
1. Mangku Wijoyo (demang) yang dibantu oleh patih dan kepatihan (1938 – 1948)
2. Mangku Wigeno yang dibantu oleh pamong desa (1949 – 1958)
3. Wahyu Widayat (lurah) yang dibantu oleh pemerintahan desa (1959 - 1983)
4. Heru Pulonggono yang dilakukan melalui pemilihan (kepala desa) dibantu oleh pemerintahan desa)
( 1983 - 2001)
5. Urip Suyono yang dipilih melalui pemilihan (kepala desa) yang dibantu oleh pemerintahan desa (2 periode x 6 tahun) (2001 - 2013)
6. Suharman yang pilih melalui pemilihan (kepala desa) yang dibantu oleh pemerintahan desa (2013 - 2019)
7. Urip Suyono (2019 - sekarang)
Patilasan
1. Ki Agung Mataram (Krajan) Tokoh pertama yang menemukan lokasi Desa Tegalsari dan melakukan babad alas
2. Ki Wansandaka (Plarangan, Gobyagan)
• Tokoh penyebaran Islam di Desa Tegalsari dengan metode kombinasi tradisi (tayub) yang ada
• Pencetus nama Desa Tegalsari
• Penguasa Pertanian yang bekerja sama dengan Belanda
3. Nyi Rantansari (Teges)
• Salah satu orang kepercayaan Ki Wansandaka untuk mengelola hasil pertanian karena kecerdasanya
• Istri dari putra Ki Wansandaka
Adat dan Tradisi yang masih berjalan
1. Merti Desa (Tledekan/ Tayub)
2. Syuroan
3. Wayangan
4. Festival Perayaan
Sejarah Dusun di Tegalsari
1. Dusun Krajan Merupakan wilayah penguasa kepemimpinan (raja)
2. Teges Penduduk yang ada di wilayah tersebut memiliki kebiasaan neges neges
3. Gobyagan Warganya memiliki kebiasaan berbain Gobaksodor (ejaan Jawa) sehingga meninggalkan keramaian (gyagan)
4. Silo Konon katanya siapapun yang masuk ke dalam wilayah tersebut tidak bias kembali